teks

GANJA BUKAN NARKOTIKA GANJA BUKAN NARKOTIKA GANJA BUKAN NARKOTIKA GANJA BUKAN NARKOTIKA GANJA BUKAN NARKOTIKA

Kamis, 28 Maret 2013

POLA TRADISIONAL HEMP JEPANG

asanoha 4
Pola Asanoha merupakan salah satu pola paling populer dalam tradisi Bangsa Jepang. Asanoha berasal dari Asa = Hemp; No = dari; Ha = Daun. Pola tersebut dinamakan Asanoha karena kebetulan memiliki bentuk yang menyerupai daun Hemp. Walaupun demikian, pola tersebut tidak sengaja diambil dari daun Hemp itu sendiri. Pola tradisonal tersebut adalah desain geometrik dari bentuk berlian yang disusun secara melingkar. Pada masa Jepang kuno, hemp yang dikombinasikan dengan rami, limau, elm, wisteria maupun murbei dapat dijadikan pakaian, serat atau kertas. Masyarakat, terutama para istri, memakainya sebagai pembawa keberuntungan. Selain itu, pola Asanoha juga dipakai oleh anak yang baru lahir sebagai simbol dari hemp yang dikenal sebagai tanaman cepat tumbuh dan kuat.
Pola Geometri Asanoha tidak mengenal musim, dapat digunakan setiap waktu
Pola Geometri Asanoha tidak mengenal musim sehingga dapat digunakan setiap waktu

BNN GEMETAR MENDENGAR KEJUJURAN PENIKMAT GANJA

EB Februari - Dhira
Bedah Buku HPG oleh Dhira
Edukasi Bulanan LGN Februari 2013 di Coffee Institute dihadiri oleh sekitar 60 orang lebih. Yudhi dan Pay membuka acara dengan alunan musik jalanan yang khas bertema “Negeri Ini Bukan Komoditi”. Selain itu, mereka juga mengekspresikan diri dengan membawakan sebuah puisi spontan yang diminta oleh pengunjung. Suasana di tempat itu sejenak menjadi hening dan tentram. Pada saat seperti inilah LGN memulai bedah Buku Hikayat Pohon Ganja.
Ketua LGN, Dhira Narayana, seperti biasanya mengingatkan kepada pengunjung bahwa kita sedang berbicara tentang pohon ganja. Hal ini ditekankan karena ganja selalu diasosiasikan dengan Narkotika sehingga masyarakat lupa bahwa ganja adalah tanaman. Secara umum Buku tersebut membahas secara detail sejarah ganja, Ganja Industri (Hemp), Ganja Medis maupun politik ganja. Tidak lupa pula Dhira bercerita mengenai proses ilegalisasi ganja di dunia. Sejarah mencatat bahwa ilegalisasi ganja di Indonesia terjadi karena negara ini mengikuti mentah-mentah kebijakan yang diterapkan di Amerika.
Dr. Yosi dari BNN
Dr. Yosi dari BNN
Disela-sela proses edukasi, kami kedatangan tamu istimewa BNN yang diwakili oleh Bapak Supardi sebagai Kasubdit. Hukum ditemani oleh 2 dokter Ibu Yosi dan Ibu Siti. Hal ini begitu istimewa karena inilah kali pertamanya BNN menghadiri undangan dari LGN. Apa yang kemudian terjadi adalah acara Edukasi Bulanan berubah arah menjadi acara diskusi dengan BNN. Dhira mulai mengarahkan diskusi dengan pertanyaan langsung kepada BNN, Bagaimana pandangan BNN terhadap legalisasi ganja dan Seperti apa efek ganja itu? Secara umum BNN setuju dengan prinsip legalisasi ganja bahwa pemerintah harus mengambil alih perdagangan ganja dari sindikat-sindikat. Selain itu, BNN juga mendukung upaya penelitian yang dilakukan oleh LGN. Dr. Yosi sebagai Dokter Umum dari BNN juga menambahkan informasi mengenai efek ganja kepada para pengunjung. Menurutnya BNN belum pernah menemukan pengguna ganja rutin yang hidup normal.
Diskusi jelas menjadi semakin hidup setelah pernyataan itu karena beberapa dari pengunjung adalah penikmat ganja dan menjalani kehidupan normal. Salah satu pengunjung wanita mengaku telah menggunakan ganja semenjak usia 15 tahun dan masih aktif menikmati ganja diusianya yang ke 38. Dalam perjalanan hidupnya, wanita lulusan S2 Perguruan Tinggi Amerika tersebut telah menorehkan beberapa prestasi. Prestasi utama adalah menjadi moderator dalam diskusi PBB beberapa waktu lalu. Saat ini beliau masih aktif sebagai trainer guru SLB. Pengakuan tersebut mengundang banyak pengunjung untuk kemudian memberikan kesaksiannya. Dari seluruh testimoni tersebut tidak ada satu pun yang membenarkan pernyataan dokter BNN.
Peter Dantovsky
Peter Dantovsky
Terakhir, Peter Dantovsky sebagai pengguna Ganja Medis sekaligus penulis Buku Kriminalisasi Ganja memberikan argumennya terhadap kebijakan Narkotika yang kata BNN Humanis. Sebagai orang yang pernah 2 kali ditahan karena menggunakan ganja untuk mengatasi nyeri neuropatik kronis, beliau menyangkal prinsip Humanis UU Narkotika. Secara resmi, atas ijin Menkes, belum pernah dilakukan penelitian tentang ganja di Indonesia. BNN juga mengakui hal tersebut. “Lantas dari mana para tuan besar dan tuan kecil itu dapat mengetahui bahayanya jika memang belum pernah dilakukan penelitian tentang ganja? Bagaimana bisa humanis sebuah UU yang tidak mengindahkan ilmu pengetahuan melainkan mendasarkan diri pada asumsi semata? Tuntutan kami, warga negara penyandang sakit dan cacat yang membutuhkan ganja untuk kesehatan adalah, segera lakukan penelitian tentang manfaat medis ganja bagi kesehatan; Kalau perlu dengan menjadikan kami sebagai obyek penelitian. Jangan penjarakan orang sakit dan cacat yang membutuhkan perawatan medik; Jangan berlaku sewenang-wenang terhadap sesama umatnya Tuhan. Dan jangan berlaku sombong di hadapan Tuhan dengan mengharamkan segala sesuatu yang tidak haram’” ujar beliau.
Begitulah acara edukasi kepada masyarakat berubah 180 derajat menjadi edukasi untuk BNN.

Rabu, 20 Maret 2013

Realita Daun Surga dengan Legalisasi

Sejak beberapa bulan kebelakang, saya banyak mendapatkan informasi tentang Lingkar Ganja Nusantara (LGN). Semakin dalam dan dalam. Tanpa sadar, saya mengikuti sepak terjang mereka di ranah negeri sulap (Indonesia) ini.
Pergerakan mereka yang kontradiksi dengan pandangan masyarakat terhadap ganja, membuat saya semakin tertarik mencari informasi lebih tentang LGN. Siapa sebenarnya mereka? Apa yang menyebabkan mereka berjuang demi daun ganja? Apakah mereka pemakai yang benar-benar mengerti fungsi ganja secara ilmiah? Apakah mereka siap menghadapi realita yang ada di negeri sulap ini jika mereka memperjuangkan ganja?
Semua pertanyaan saya tersebut selalu terlintas dengan serius dikepala. Dan secara sadar saya sangat ingin tau apa yang sebenernya LGN lakukan.
Secara sadar dan tak terduga, saya sudah menerima jawaban dari semua pertanyaan tersebut. Di jaman yang sekali klik ini, saya menerima jawaban yang ternyata melebihi rasa ingin tau saya.
Perkenalan saya dengan LGN diawali ketika seorang sahabat yang berkunjung ke kantor menggunakan kaos hitam bertuliskan Lingkar Ganja Nusantara. Disaat itu saya langsung bertanya “ini kaos apa? Berani juga ada yang buat kaos kaya gini, kalau mau beli dimana?”, itu yang pertama keluar dari mulut saya. “ini kaos LGN cuk, kamu bisa order langsung via websitenya”, kata sahabat saya yang sangat Surabaya itu. Tanpa pikir panjang, saya langsung klik www.legalisasiganja.com dan woooww, saya langsung terpana tak bisa berkata-kata dan bahagia. Loh kenapa ada bahagia? Yaaa cuma saya dan diri saya yang tau.
Semenjak itu juga, saya selalu ingin tau apa yang LGN lakukan demi legalisasi yang mereka impikan. Kampanye mereka berjalan berdampingan dengan pro dan kontra yang terjadi dinegeri sulap ini. Bisa dibayangkan betapa sulitnya memperjuangkan ganja yang sudah menjadi momok menyeramkan dimasyarakat Indonesia. Buat orang awam, ganja itu adalah barang haram yang berbahaya, termasuk narkotika kelas 1, lebih banyak mudaratnya dibanding manfaatnya, dan masih banyak lagi penilaian soal ganja dimasyarakat.
Melihat perjuangan yang mereka lakukan, membuat hati saya bergerak untuk memesan kaos LGN sebagai bentuk dukungan saya terhadap LGN. Biaya yang mereka kumpulkan dari penjualan kaos itu digunakan untuk oprasional mereka dalam kampanyenya.
Dan tadi malam saya mendengarkan diskusi LGN dengan provocative proactive –nya Pandji di HardRock FM. Dalam diskusi tersebut, pandangan kita tentang ganja kembali dibuka. Seperti saat membahas ganja dari kacamata agama, ini adalah isu sensitive yang dibicarakan. Jawaban dari ketua LGN, Dhira, sangat memuaskan saya. Dhira membacakan prolog dari Prof. Komarudin Hidayat (Rektor UIN) yang isinya diambil dari Quran, kira-kira begini isinya “seluruh tanaman yang diciptakannya adalah baik”, tetapi kita harus bisa membedakan antara ganja untuk rekreasi dan ganja untuk medis. Nah disinilah LGN menitik beratkan, bahwa legalisasi ini ditujukan untuk hal yang positif, selain untuk medis, ada juga sisi industri dan ekonomi yang menjadi tujuan utama kenapa mereka ingin melegalisasikan ganja.
Sepertinya saya mulai kehabisan diksi saat ini, mungkin saya akan membicarakan lagi soal ganja ini jika buku “Hikayat Pohon Ganja” realese dipermukaan. Dan sebelum buku ini release, ada baiknya buat semua yang membaca tulisan ini, mencari informasi yang akurat tentang ganja. Untuk tau lebih dalam tentang LGN dan info-info soal ganja, sebaiknya klik langsung website LGN dan silakan berdiskusi dengan mereka. Sebelum lebih jauh saat membuka websitenya baca dulu sejarah ganja, kegunaannya untuk medis maupun industri,  dan setelah itu silakan ungkapkan apa yang ada dikepala kita. Salam dari negrijuana. 091111
twitter : @supercukup
http://www.legalisasiganja.com

Sumber : http://jalurkanan.wordpress.com

Selasa, 19 Maret 2013

the union


Kegunaan Industri

Dalam menjalankan kegiatan industri kita membutuhkan sumber daya alam yang terbaik. Dengan sumber hasil alam yang baik, kita dapat menciptakan produk yang kuat dan tahan lama. Salah satu bahan kebutuhan industri yang paling dominan adalah serat/fiber. Kebutuhan akan serat yang kuat sangat penting untuk meningkatkan hasil industri dengan kualitas produk yang tinggi. Banyak macam-macam jenis serat, tetapi serat yang bermutu tinggi hanya dapat di peroleh dari tumbuhan yang memang menghasilkan kualitas maksimum serat di dalamnya. Dalam hal ini tanaman cannabis memiliki semua itu. Jenis pohon cannabis yang biasa di gunakan untuk industri di sebut hemp, yaitu sejenis genus cannabis yang memiliki kadar THC yang rendah. Jenis ini sedikit mengandung zat psikoaktif dan tidak menimbulkan efek fisik atau psikologis. Hemp mengandung THC di bawah 0,3%, sedangkan cannabis bisa mencapai 6% sampai 20%.
Selain untuk kebutuhan bahan baku produksi, hemp juga dapat di gunakan sebagai bahan makanan, minyak dan bahan bakar. Keuntungan penggunaan hemp sebagai bahan baku industri telah terbukti secara ilmiah.
Berbagai Macam Keuntungan Industri Hemp
Tiga komponen utama industri hemp adalah hemp seeds (biji-bijian), fiber (serat), dan hurds (kain, tekstil). Hemp berpotensi menguntungan jika di gunakan dalam industri. Seperti:
SEED
Benih atau biji hemp (hempseed) mengandung nutrisi yang tinggi dan baik untuk di konsumsi sebagai bahan makanan bergizi bagi manusia. Selain itu hasil dari minyak hempseed dapat di produksi untuk membuat sabun, kosmetik, cat, pernis, dll.
A. Makanan
Hemp Oil atau minyak hemp banyak mengandung nilai asam lemak tak jenuh ganda (PUFA). Sekitar 80% dari hempseed oil memiliki konsentrasi yang sangat tinggi dari total PUFA yang sebagian besar adalah dua asam lemak esensial (EFA), yaitu asam linoleat (omega-6) dan asam alfa-linolenat (omega-3). Ini berimbang dengan ratio EFA yang erat hubungannya dan sesuai dengan kebutuhan gizi manusia. Hemp oil cocok digunakan untuk berbagai bahan makanan, suplemen dan produk perawatan pribadi. Nilai tambah hemp oil adalah adanya asam lemak langka dan asam gamma-linolenat (GLA) yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit seperti neurodermatitis, arthritis dan sindrom pramenstruasi.
B. Chemical
Seperti flaxseed oil (disebut juga dengan istilah minyak linseed oil) atau cottonseed oil (minyak biji kapas), minyak hempseed dapat diolah menjadi sejumlah produk berharga seperti biodiesel, sabun, kosmetik, cat pernis, dll.

FIBER
Serat alami yang tahan lama dari batangnya dapat digunakan untuk bahan tekstil seperti pakaian, kanvas, tali, dan untuk kertas grade arsip. Serat komposit fiber dapat menggantikan serat fiber yang beracun (fiberglass) dan bahan bangunan yang dibuat dari plastik daur ulang.
A. Tekstil, tali pengikat dan pemintal.
Kekuatan daya serap dan kenyamanan serat hemp tak tertandingi oleh serat alam lainnya. Secara historis, tali yang terbuat dari hemp dan kanvas secara ekstensif digunakan pada kapal berlayar besar karena kekuatan dan ketahanannya terhadap pembusukan air garam. Merek jeans terkenal “Levis” pernah mendapat reputasi atas kekuatan dan ketahanannya ketika dibuat dari bahan kanvas hemp.
Saat ini industri tekstil hemp semakin dipandang sebagai alternatif yang ramah lingkungan dan mendominasi pasar serat alternative yang alami untuk busana dan pakaian jadi. Karena porositas dan daya serapnya yang tinggi, tenunan kain hemp sangat baik dalam proses pencelupan dan kompatibel dengan mineral alami untuk pewarna berbasis pabrik. Sekarang ini, mulai dari popok bayi sampai bed-sheet tersedia dari bahan hemp atau campuran hemp dan kain. Produsen besar seperti Nike, Two-Star Dog, Indigenous Designs, Artisan Gear dan merk lainnya menikmati kesuksesan mereka dengan berbagai produk tekstil hemp.
B. Composite Fibers
Campuran serat alam sekarang muncul sebagai alternatif yang realistis untuk campuran wood-filled dan glass-reinforce, terutama di mobil. Keduanya dapat memberikan performa yang sama pada bobot yang lebih rendah, atau menjadi 25-30% lebih kuat pada berat yang sama. Lebih dari itu, kedua serat tersebut menunjukkan sifat yang tidak mudah patah (getas) yang aman terhadap benturan, baik untuk pelapis ruang kamar penumpang kereta api.
Industri kedirgantaraan juga tertarik pada serat alami ini karena dapat mengurangi toksisitas zat sintetik apabila terbakar. Di tengarai bahwa banyak orang tewas dalam kecelakaan pesawat terbang justru karena menghirup uap dari zat-zat beracun yang terbakar.

HURDS
Dari inti batang kayu dan sebagian besar tangkainya dapat digunakan untuk membuat kertas, tempat tidur hewan, minyak penyerap, amandemen tanah, bahan kimia, plastik, dan bahan bakar (etanol, metan, co-menembak dengan batubara), dan lain sebagainya.
A. Kertas
Selama pengolahan hemp, sejumlah besar bahan limbah yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kertas. Pada tahun 1916 USDA menerbitkan sebuah laporan berjudul “Hemp Hurds Sebagai Bahan Pembuatan Kertas” di mana penulis menggunakan metode kimia pulping untuk mengurangi bahan untuk serat. Setelah pemutihan berikutnya, bahan itu dibentuk ke dalam kertas.
Kertas yang dihasilkan memiliki kualitas yang cukup untuk memenuhi spesifikasi standar dari US Government Printing Office. Bahkan, kekuatan dan ketahanannya melebihi bahan berbasis kayu khas yang diproduksi pada saat itu. Hasil serat dari hurds berkisar antara 35 dan 44%, yang ketika dikoreksi untuk berat kotor, sesuai dengan hasil 38-47%. Sebuah analisis kimia dari hurds menunjukkan jumlah selulosa 55% dan lignin 25%, mirip dengan kayu keras pada umumnya. Dengan proses optimasi yang modern, kemungkinan bahwa hasil serat fiber akan mendekati 50%.
Nilai dari bast fiber (serat kulit pohon) sebagai komponen dalam pulp diakui secara luas. Hasil analisa pada bast fiber menunjukkan bahwa serat ini terdiri dari 70% selulosa dan 8% lignin. Mengingat bahwa bahan kimia ini sangat berbeda dari hurds, kemungkinan harus diproses secara terpisah yang kemungkinan akan memiliki rendemen 70% pada serat. Jika salah satunya berbobot rata-rata 50% untuk hurds dan 70% untuk bast fibers, diperoleh nilai 55% dari hasil serat batang hemp basah.
B. Plastik
Hemp Hurds juga berfungsi sebagai sumber bahan bakar terbarukan untuk produksi plastik, dan jauh lebih bersih dan lebih menarik daripada petroleum.
C. Fuels
Penggunaan hemp hurds sebagai bahan bakar biomassa untuk produksi adalah menarik dengan sejumlah alasan. Produksi bahan bakar biomass, pakan ternak dan bahan kimia industri secara ekonomis lebih kompetitif, misalnya:
  1. Campuran bahan bakar alkohol bisa dijual hari ini seharga 70 cent per galon dibanding dengan 80-90 cent per galon untuk MTBE dan $ 1,10 sampai $ 1,20 untuk etanol.
  2. Biomassa keton yang diturunkan seperti aseton dapat dijual seharga 65 cent per galon dari harga pasar saat ini yaitu sebesar $ 2 per galon untuk keton dari teknologi petrokimia konvensional.
  3. Asam karboksilat dari teknologi biomassa tersebut dapat dijual seharga 10 cent per pon dibandingkan dengan 20 cent per pon untuk versi yang diproduksi secara konvensional.
Bahan kimia yang dihasilkan dari biomassa semuanya oxygenates, yang mana sulit untuk diproduksi dari oksigen bebas petroleum. Penggabungan oksigen ke dalam petroleum dapat meningkatkan risiko ledakan, tidak sesuai dengan keamanan yang terdapat pada oxygenates biomassa.
Campuran bahan bakar alkohol dapat ditambahkan langsung ke bahan bakar motor. Campuran bahan bakar tersebut merupakan oksigenasi alternatif untuk membuat pembakaran bersih pada bahan bakar. Hal ini menarik mengingat peraturan mengenai larangan baru di California pada methyl tertiary butyl ether (MTBE) yang telah terkontaminasi pada air tanah.
Biomassa bahan bakar yang diturunkan tidak memberikan kontribusi terhadap pemanasan global karena siklus karbon dioksida tersebut, CO2 yang dilepaskan ke atmosfir selama pembakaran biomassa diimbangi oleh CO2 yang diambil dari atmosfer (melalui fotosintesis) oleh tanaman yang digunakan untuk membuat biomassa.

BADAN AHLI MITOS GANJA NASIONAL

Kampanye Badan Ahli Mitos Ganja Nasional
Ganja membuat seseorang mengalami sindrom amotivasional atau malas (dalam bahasa sehari-hari) adalah ungkapan yang populer di masyarakat. Tidak jarang juga seorang ibu yang melihat anaknya malas kemudian menuduhnya sebagai pengguna ganja (padahal memang anak itu pemalas).  Ungkapan umum kedua adalah ganja dapat menyebabkan penggunanya ketergantungan. Sehingga ketika seseorang mulai menggunakannya, Ia akan kesulitan bahkan kesakitan untuk berhenti menggunakan ganja. Sindrom yang sering kita jumpai pada perokok tembakau aktif. Setelah kami telusuri dalam beberapa waktu, ternyata ungkapan tersebut adalah suatu keyakinan dari lembaga besar di Indonesia yaitu BNN yang salah satu tugasnya menyampaikan informasi tentang efek ganja kepada masyarakat.
Para ahli kedokteran tidak menemukan satupun efek dari ganja yang dapat mengakibatkan seseorang kehilangan kendali dan ambisi. Dalam sebuah studi laboratorium, subyek yang diberi ganja dalam dosis tinggi selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu tidak menunjukkan penurunan motivasi atau produktivitas kerja. Di antara pekerja dewasa, para pengguna ganja cenderung mendapatkan gaji lebih tinggi daripada bukan pengguna. Mahasiswa pengguna ganja ternyata memiliki nilai yang sama dengan mereka yang tidak menggunakan ganja. Di antara siswa SMA, penguna berat ganja berkaitan erat dengan kegagalan menyelesainkan pendidikan sekolah, tetapi sering kali kegagalan tersebut datang sebelum siswa menggunakan ganja.
Riset menemukan bahwa menggunakan ganja tidak menyebabkan ketergantungan fisik. Seorang pengguna berat ganja dapat berhenti dengan mudah tanpa mengalami kesulitan. Jikalau ada orang mengalami gejala putus ganja, efeknya hanya bersifat mild. Saat ini lebih dari 190juta masyarakat dunia menggunakan ganja dan hanya sedikit -di bawah 1%- yang mengunakan secara rutin setiap hari. Kebanyakan dari mereka adalah pengguna situasional.
Keyakinan yang dipegang teguh oleh BNN ternyata bertentangan dengan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukan lebih dari 40 tahun hingga saat ini oleh para ahli kedokteran dunia. Mulai saat ini dan kedepannya, kami akan menyebut mereka sebagai Badan Ahli Mitos Ganja Nasional. Predikat ini secara prinsip mereka yang memulainya (kami menegaskan) dan harus mereka sendiri yang menghentikannya (kami mendorong). Caranya sangatlah sederhana dan sudah diatur dalam UU Narkotika tahun 2009, lakukan penelitian ilmiah bersama Kemenkes RI dengan melibatkan profesional.
Kampanye LGN copy
Sumber :
Zimmer, Lynn., & Morgan, J. P. (1997). Marijuana Myths Marijuana Facts: A review of scientific evidence. USA: Gotham City Printing, Inc

Senin, 18 Maret 2013

Marijuana Melawan AIDS Stadium Lanjut

Senyawa yang terkandung dalam tanaman ganja dapat menghambat multiplikasi virus human immunodeficiency (HIV) pada penderita AIDS tingkat lanjut. Hasil studi baru tersebut diterbitkan oleh peneliti dari Mount Sinai School of Medicine dalam jurnal PLoS ONE.
Cristina Maria Constantino
Ganja digunakan secara medis untuk mengatasi penyakit yang disertai dengan hilangnya nafsu makan atau penurunan berat badan yang parah dan juga untuk pengendalikan rasa  nyeri yang kronis, seperti gejala yang biasanya terjadi pada penderita AIDS. Demikian dilaporkan Mihon Cristian dari Doctor Tipster.
Melalui studi ini, para ilmuwan mengetahui bahwa reseptor cannabinoid yang berada pada permukaan sel-sel kekebalan tubuh, yaitu CB1 dan CB2 yang dipancing oleh senyawa ganja dapat menghambat penyebaran virus HIV pada tubuh manusia. Sangat penting bagi para ilmuwan untuk mengetahui efek setelah mengaktifkan reseptor CB1 dan CB2. Pengetahuan seperti ini kedepannya dapat dikembangkan untuk membuat obat yang dapat memperlambat perkembangan AIDS.
Cristina Maria Constantino dari Mount Sinai School of Medicine mengatakan: “Kami telah mengetahui bahwa obat-obatan dari cannabinoid memiliki efek terapi pada pasien AIDS. Kami ingin menjelajahi reseptor cannabinoid sebagai target terhadap intervensi farmasi dalam hal pengobatan AIDS stadium tinggi dan mencegah perkembangan lebih lanjut dari penyakit tersebut tanpa ada efek samping yang tidak diinginkan.”
Virus HIV menginfeksi limfosit T helper ketika masuk ke dalam tubuh yang membuatnya tidak efektif dalam memerangi infeksi. Untuk menyebar, HIV memerlukan limfosit T helper yang tidak aktif untuk diaktifkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Pada penderita AIDS tingkat lanjut, mutasi virus dihasilkan untuk menembus limfosit T helper yang tidak aktif. Tindakan ini dimediasi oleh reseptor sinyal yang disebut CXCR4. Dengan menggunakan reseptor cannabinoid yang dapat mengaktifkan reseptor CB2, para ilmuwan menyadari bahwa reseptor CB2 yang diaktifkan dapat memblokir reseptor CXCR4, sehingga dapat menekan penyebaran infeksi.
Dengan memancing reseptor CB1, ganja atau senyawa lain yang memiliki efek yang sama seperti ganja dapat memberikan “efek samping yang tidak diinginkan” yang sering disebut dengan istilah “HIGH”. Mungkin pasien tidak menginginkan efek high tersebut, tetapi mereka harus menerima konsekuensi itu.
Para ilmuwan berniat mengembangkan bagian dari senyawa ganja yang hanya digunakan untuk memancing reseptor CB2 dalam rangka mengurangi infeksi pada sel T helper yang tidak aktif, tanpa menghasilkan perasaan euforia yang terkait dengan ganja.
Karena hasil studi tersebut dianggap sangat penting, para peneliti sekarang ini tengah mengembangkan model laboratorium untuk mempelajari pengobatan pada pasien AIDS stadium lanjut dengan menguji efektivitas senyawa dalam ganja yang dapat memicu reseptor CB2. (cpt)

Kegunaan Medis

Cannabis pertama kali diketahui dapat digunakan untuk pengobatan yaitu dalam terapi pharmacopoeia di negeri Cina yang di sebut Pen Ts’ao. Pharmacopoeia adalah sebuah buku yang berisi daftar obat-obatan serta cara persiapan dan penggunaannya. Cannabis disebut sebagai “Superior Herb” oleh Kaisar Shen Nung (2737-2697 SM), yang diyakininya sangat manjur dan mujarab. Cannabis direkomendasikan sebagai pengobatan untuk berbagai penyakit umum. Sekitar periode yang sama di Mesir, ganja digunakan sebagai pengobatan untuk sakit mata. Ramuan ini digunakan di India dalam upacara budaya dan agama, dan dicatat dalam kitab suci teks Sansekerta sekitar 1.400 SM. Ganja dianggap sebagai ramuan kudus dan ditandai sebagai ” soother of grief ” atau ” the sky flyer,” dan “surga orang miskin.” Berabad-abad kemudian, sekitar 700 SM, orang-orang bangsa Asyur menggunakan ramuan yang mereka sebut Qunnabu yang digunakan sebagai dupa. Orang Yunani kuno menggunakan ganja sebagai obat untuk mengobati peradangan, sakit telinga, dan edema (pembengkakan bagian tubuh karena pengumpulan cairan). Tak lama setelah 500SM seorang sejarawan dan ahli geografi, Herodotus mencatat bahwa masyarakat Scythians menggunakan ganja untuk menghasilkan linen yang halus. Mereka juga menyebutnya sebagai rempah Cannabis dan menggunakannya dengan cara menghirup uapnya yang dihasilkan ketika dibakar. Pada tahun 100 SM bangsa Cina telah menggunakan ganja untuk membuat kertas.
Budidaya ganja serta penggunaannya bermigrasi dan bergerak ke berbagai pedagang dan pelancong. Pengetahuan mengenai nilai herbal ini menyebar ke seluruh Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika. Sekitar tahun 100 sesudah masehi, Dioscorides, seorang ahli bedah di Legions Romawi di bawah Kaisar Nero, menamakan rempah ini dengan nama Cannabis sativa herbal dan tercatat penggunaannya untuk berbagai obat. Pada abad kedua, dokter dari negeri Cina yang bernama Hoa-Tho, menggunakan ganja dalam prosedur pembedahan yang di sesuaikan pada sifat analgesik nya. Di India kuno, sekitar tahun 600, penulis Sansekerta mencatat resep untuk ” pills of gaiety” atau “pil keriangan”, yaitu suatu kombinasi antara ganja dan gula. Pada tahun 1150, umat Islam telah menggunakan serat ganja dalam produksi kertas pertama di Eropa. Ini adalah penggunaan ganja sebagai sumber terbarukan yang tahan lama untuk serat kertas yang berlanjut hingga 750 tahun berikutnya.
Pada sekitar tahun 1300-an, pemerintah dan otoritas agama khawatir tentang efek psikoaktif pada masyarakat yang mengkonsumsi ramuan ganja tersebut dan berusaha menempatkan pembatasan keras terhadap penggunaannya. Emir Soudon Sheikhouni dari Joneima mengatakan bahwa ganja dilarang digunakan oleh orang miskin. Dia menghancurkan tanaman dan memerintahkan pelanggaran penggunaan ganja. Pada 1484, Paus Innosensius VIII melarang penggunaan Hashish, yaitu suatu bentuk concentrated dari ganja. Budidaya Cannabis terus berlanjut karena nilai ekonomisnya yang tinggi. Sedikit lebih dari satu abad kemudian, Ratu Inggris Elizabeth I mengeluarkan dekrit yang memerintahkan agar pemilik tanah yang memegang enam puluh hektar ladang ganja atau lebih harus membayar denda.
Kegunaan Medis Tanaman Ganja
Tanaman ganja secara keseluruhan, termasuk kuncup, daun, biji, dan akar, semuanya telah digunakan sebagai ramuan obat sepanjang sejarah. Meskipun batasan hukum yang tegas dan hukuman pidana berat untuk penggunaan terlarang, ganja semakin banyak digunakan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, baik untuk sifat-sifatnya mengubah suasana hati dan penerapannya sebagai obat-obatan yang telah terbukti. Diskusi mengenai manfaat ganja dari segi keamanan dan efektivitas sangat bermuatan politis.
Marijuana telah terbukti sebagai obat analgesik, anti muntah, anti-inflamasi, penenang, anticonvulsive, dan tindakan pencahar. Studi klinis telah menunjukkan efektivitas ganja dalam mengurangi mual dan muntah setelah kemoterapi untuk pengobatan kanker. Tanaman ini juga telah terbukti mengurangi tekanan intra-okular di mata sebanyak 45%, dalam pengobatan glaukoma. Cannabis telah terbukti sebagai anticonvulsive, dan dapat membantu dalam merawat penderita epilepsi. Penelitian lain telah mendokumentasikan sebuah in-vitro efek penghambat tumor THC. Marijuana juga dapat meningkatkan nafsu makan dan mengurangi rasa mual dan telah digunakan pada pasien AIDS untuk mencegah penurunan berat badan serta efek lain yang mungkin timbul dari penyakit ini. Dalam sebuah studi penelitian beberapa kandungan kimia dari ganja menampilkan aksi antimikroba dan efek antibakteri. Komponen CBC dan d-9-tetrahydrocannabinol telah terbukti dapat menghancurkan dan menghambat pertumbuhan bakteri streptokokus dan staphylococci.
Ganja mengandung senyawa kimia yang dikenal sebagai canabinoid. Jenis canabinoid yang berbeda-beda memiliki efek yang berbeda pula pada tubuh setelah di konsumsi. Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa zat ini mempunyai nilai potensi terapi untuk menghilangkan rasa sakit, kontrol mual dan muntah-muntah, serta stimulasi nafsu makan. Zat aktif utama ganja yang teridentifikasi sampai saat ini adalah 9-tetrahydro-cannabinol, yang dikenal sebagai THC. Bahan kimia ini kemungkinan mengandung sebanyak 12% dari bahan kimia aktif dalam ramuan, dan memberikan pengaruh sebanyak 7-10% dari akibat yang di timbulkan seperti rasa gembira, atau “high” yang dialami saat mengkonsumsi ramuan ganja. Kualitas ramuan “euforia” ini tergantung pada saldo bahan aktif lain dan kesegaran bahan ramuan. THC ter-degradasi ke komponen yang dikenal sebagai cannabinol, atau CBN. Kimia aktif ini relatif tidak menonjol dalam ganja yang telah disimpan terlalu lama sebelum digunakan. Komponen kimia lain, cannabidiol, atau dikenal sebagai CBD, memiliki efek sedatif dan analgesik ringan, dan memberikan kontribusi ke somatic heaviness yang kadang-kadang dialami oleh pengguna ganja.
Pelarangan/prohibition
Sebelum adanya larangan, ganja direkomendasikan untuk pengobatan gonore, angina pektoris (konstriksi nyeri di dada karena darah tidak cukup untuk jantung), dan cocok untuk mengatasi tersedak. Ganja juga dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, neuralgia, reumatik, gangguan pencernaan, kolera, tetanus, epilepsi, keracunan strychnine, bronkitis, batuk rejan, dan asma. Kegunaan lain adalah sebagai phytotherapeutic (nabati terapeutik) termasuk pengobatan borok, kanker, paru-paru, migrain, penyakit Lou Gehrig, infeksi HIV, dan multiple sclerosis.
Kebijakan pemerintah federal Amerika Serikat melarang dokter menggunakan resep ganja, bahkan untuk pasien sakit serius karena alasan efek samping yang mungkin diakibatkan dari efek adiktif cannabis yang berbahaya. Jaksa Agung AS Janet Reno memperingatkan bahwa para dokter di setiap negara yang memberikan resep ganja pada pasiennya akan kehilangan hak untuk menulis resep, kecuali dari Medicare dan Medicaid dan bahkan dituntut sebagai kejahatan federal, menurut sebuah editorial 1997 dalam Jurnal Kedokteran New England

Republik Ceko telah Melegalisasi Ganja Medis

Presiden Republik Ceko, Vaclav Klaus
Presiden Republik Ceko, Vaclav Klaus
Jumat 15 Februari 2013, Presiden Republik Ceko Vaclav Klaus menandatangani Peraturan Pemerintah terkait penggunaan Ganja untuk keperluan pengobatan. PP ini disetujui 0leh 67 dari 74 senator Dewan di Republik Ceko.
Peraturan baru ini memberikan lampu hijau kepada pasien penyakit kronis untuk menggunakan ganja medis. Pasien hanya dapat membeli ganja medis melalui apotik setelah mendapat rekomendasi dari dokter. Menurut analisa pakar hukum, terapi ganja medis memakan biaya sebesar Rp. 765.000 (1500 crowns) per bulan. Badan legislasi mengatakan biaya terapi dapat mencapai 50juta rupiah (10.000 crowns), sedangkan ganja masih bisa dibeli dari pasar gelap dengan harga rendah. Dalam kebijakanbaru ini, terapi ganja medis tidak dapat dibiayai oleh perusahan asuransi.
Sebagai langkah awal, Ceko akan mengimport ganja medis dari Israel maupun Belanda. Badan Pengawasan Obat Ceko bertindak sebagai pengawas dan distribusi ganja medis. Selain itu, Badan Pengawasan Obat Ceko juga memiliki kewenangan menentukan lokasi pertanian ganja medis. Kebijakan tersebut diambil bersamaan dengan proses pembuatan sistem lisensi bagi petani ganja. Rencananya lisesnsi tersebut akan berlaku maksimal 5 tahun dan mengharuskan petani menjual ganja medis dengan harga lebih rendah dibanding ganja import.
Kepala Departemen Pertanian Ceko; Jan Veleb juga ikut memberi komentar, “Setiap komoditas baru merupakan hal baik untuk petani kami”.
Bekas negara komunis berpenduduk 10,5 juta orang ini telah menjadi bagian dari Uni Eropa semenjak tahun 2004. Dalam urusannya dengan obat-obatan ringan (soft drugs), Ceko adalah negara yang sangat liberal. Rakyat Ceko  hanya akan mendapat sanksi ringan apabila tertangkap memiliki 15 gram ganja atau menanam maksimal 5 pohon ganja. Kelonggaran tersebut membuat daya tarik tersendiri bagi negara tetangga, terutama Polandia, untuk berkunjung ke Ceko.
Survey nasional tahun 2011 menemukan 16,1% masyarakat usia 15 – 34 tahun pernah menggunakan ganja dalam rentang waktu satu tahun. Fenomena tersebut menunjukan penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 20,3%.